Rabu, 28 Desember 2016

SELAMAT BERJUANG


==================

Ia kejam. Bahkan ganas, sadis juga bengis. Mendesak jiwa raga tuk -sukarela ataupun terpaksa- siaga demi menyambutnya, minimal separuh purnama sebelum kedatangannya. Tiba-tiba saja namanya melejit. Menjadi buah bibir yg patut dihiraukan pun diingat.

Kini, tebaran terornya mulai tercium. Getarannya kian terasa. Menggegar relung sanubari dalam hati. Menggertak setangkup rival yg tak siap bertanding dengannya. Namanya lebih akrab di telinga Kawan-kawanku di Indonesia dg sebutan ujian akhir semester. Disini, kami menyebutnya ikhtibar fashli.
Sebegitu menyeramkankah parasnya ?

Pantas saja, salah seorang dosen kami, Dr. Musthofa bin Smith mengujarkan, "Al Ikhtibar ma'rokah, wa likulli ma'rokah la budda minasy syuhada'" (Ujian -di Univ. Al-Ahqof- bak peperangan, dan di setiap peperangan harus ada orang2 yg syahid di dalamnya) lantas tersenyum mengembang.

Tegang. Berdebar-debar. Mencekam.
Ku yakin, tak seorang pun dari kita berangan-angan tuk jadi 'syahid' lantaran gempurannya. Tergeletak pasrah tak berdaya di bawah injakan sepatu besinya.

Namun, tunggu. Sejatinya dia baik. Bahkan sangat baik sebab hadirnya merupakan momentum pembuktian. Tanpanya, kau hanyalah prajurit picisan.
Lantaran tak kan lahir ksatria hebat tanpa peperangan.
Dan tak disebut pahlawan superior tanpa pertempuran.
Sebab, ujian adalah penggemblengan mental, pembentukan karakter dan penajaman fikiran.
SELAMAT BERJUANG, kawan! :')

*m.luthfi-srbya
tarim, 291216



Kenangan bersama rektor univ. Al Ahgaff, Prof. Dr. Habib Abdullah Baharun